Foto : Sambutan oleh Rektor UNISBA


LPM FREEDOM-UNISBA | Fakultas Ilmu Sosial dan Politik (FISIP) Universitas Islam Balitar (UNISBA) Blitar menggelar Forum Kemisan Episode 1 bertema "Media Sosial Pisau Bermata Dua" yang bertempat di Aula Majapahit pada Kamis (01/02/2024).

           Forum ini dihadiri oleh mahasiswa serta dosen yang membahas mengenai fenomena kompleks seputar media sosial dan dampaknya bagi masyarakat.Acara  ini dipandu oleh Ibu Nuryanti M.Pd, selaku dosen Administrasi Publik UNISBA yang menghadirkan dua narasumber, yaitu Dr. Endah Siswanti, S.I.P, M.S.W selaku Dekan FISIP UNISBA Blitar dan Yefi Dian Nova Harumike, S.I. Kom, M.A selaku Kaprodi Ilmu Komunikasi FISIP UNISBA Blitar.

Qomaruzzaman Azam Zami, S.sosio, M,Sosio selaku ketua tim acara kemisan menyampaikan bahwa tema yang diusung kali ini dipilih untuk mengingatkan bahwasannya media sosial dapat menjadi alat yang sangat berguna, namun bisa menimbulkan efek negatif jika tidak digunakan dengan baik.

Yefi yang menyampaikan materi “Flexing Dalam Masyarakat” menuturkan bahwa tindakan flexing atau memamerkan kemewahan sering ditemui di berbagai media sosial seperti TikTok, Facebook, Instagram, YouTube, dan Twitter. Diskusi mendalam mengenai perbedaan antara tindakan flexing dan kekayaan yang sejati membuka mata peserta terhadap realitas di dunia maya.      

“Selanjutnya, kondisi kesejahteraan dan perkembangan zaman menjadi fokus, membahas perubahan gaya hidup masyarakat dengan adanya peningkatan kemakmuran. Perilaku hedonisme yang semakin lazim di masyarakat, terutama yang terpampang di media sosial, menjadi sorotan yang mengajak untuk lebih bijak dalam menggunakan platform tersebut”, tuturnya.

Beliau juga menjelaskan tentang budaya konsumerisme, ia mengungkapkan bahwa gaya hidup bukan lagi sebagai pemenuhan kehidupan tetapi juga panggung sosial. Sarat makna-makna sosial menjadi pertarungan, menciptakan konflik posisi di antara anggota masyarakat.

Selanjutnya Dekan Fisip Unisba, Endah Siswati menunjukkan data terbaru mengenai tujuh media sosial paling banyak digunakan di Indonesia. Beberapa media yang mendominasi diantaranya adalah WhatsApp 92.1%, Instagram 86.5%, dan Facebook 83.8% yang mayoritas digunakan warganet berusia 16-64 tahun.

“Tujuan dan alasan orang menggunakan media sosial, melibatkan pembangunan hubungan sosial, memenuhi kebutuhan pengakuan diri, hingga pemanfaatan media sosial dalam berpolitik dan berbisnis”, ungkapnya.

Namun, di tengah dampak positif penggunaan media sosial, peserta diingatkan tentang potensi dampak negatif, terutama terkait dengan kekerasan berbasis gender online. Peningkatan kasus pelecehan online, peretasan, dan distribusi foto/video pribadi menjadi sorotan utama.

Dengan demikian, Forum Kemisan ini sukses menyajikan diskusi yang mendalam mengenai media sosial, mengajak peserta untuk lebih bijak dan bertanggung jawab dalam bermedia sosial. Serta, peserta diharapkan dapat menggunakan waktunya untuk meningkatkan pemahaman, pengalaman, serta informasi yang dibahas dalam diskusi dapat memberikan dampak yang positif. (sb)

 


Post a Comment

Lebih baru Lebih lama