foto: ilustrasi / unplash

LPM FREEDOM | UNISBA – Tiga tim dari Unisba lolos Program Pembinaan Mahasiswa Wirausaha (P2MW) 2023. Program ini merupakan program pengembangan usaha mahasiswa yang telah memiliki usaha melalui dana pengembangan dan pembinaan dengan melakukan pendampingan serta pelatihan usaha kepada mahasiswa peserta.

Tiga tim ini berasal dari program studi (Prodi) yang berbeda, yaitu Peternakan, Agribisnis, dan Agroteknologi.

Tim pertama berasal dari Prodi Peternakan yang diketua oleh Kurnia Senja Caesar Saputra. Tim ini memiliki tiga anggota, yaitu Johan Sadiki, Rifqi Ilham Rizkianto, dan Muhammad Zidan Wahyu Saputra.

Kurnia mengungkapkan usaha yang tengah ia jalani adalah peternakan ayam Kampung Unggul Balitnak (KUB) yang bergerak di bidang breeding dan fatening

“Peternakan ini telah berdiri sejak tahun 2020 yang berlokasi di dusun Ringinrejo RT. 03 RW. 07, Desa Karangrejo, Kecamatan Garum, Kabupaten Blitar. Didirikannya usaha peternakan ini dilatarbelakangi oleh perawatan hewan ternak yang cenderung lebih mudah, keunggulan hewan ternak dilihat dari segi produksi telur dan pertumbuhan daging yang tergolong lebih cepat dari ayam kampung pada umumnya serta masih minimnya ketersediaan ayam kampung di Kabupaten Blitar,” ungkap Kurnia.

Kurnia menambahkan bahwa konsumen dapat mengakses produk miliknya melalui media sosial WhatsApp, Tiktok serta Facebook

"Selain itu, konsumen juga dapat berkunjung langsung ke rumah baik untuk memesan produk maupun konsultasi dan sharing mengenai perawatan hewan ternak," katanya.

Lebih lanjut, ia berharap setelah mengikuti lomba P2MW ia dapat melatih public speaking-nya, menambah pengalaman, serta mengenalkan usaha peternakan ayam khususnya ayam kampung yang sering dianggap sebelah mata oleh masyarakat. 

Tim kedua dari Prodi Agribisnis beranggotakan Ririt Zunilay Amara Gita, Dhani Wisnu Murti, Amelia Damayanti, dan Rona Asmara. Ririt mengungkapkan bahwa tim ini mengembangkan usaha abon buah belimbing yang mana bahan baku yang digunakan diambil dari belimbing mentah. 

“Latar belakang menjalankan usaha ini karena melihat adanya buah belimbing sortir dan wiwilan yang tidak digunakan hanya dibuang dengan sia-sia terutama buah yang masih mentah,” ungkapnya.

Ririt menambahkan bahwa belimbing yang digunakan menjadi bahan baku diambil dari petani. Usaha ini telah berlangsung dari bulan Januari 2023 kemarin. Ia berharap timnya dapat lolos untuk tahap P2MW selanjutnya.

Tim ketiga berasal dari gabungan dua Prodi yaitu Agribisnis dan Agroteknologi yang beranggotakan lima orang diantaranya Inggar Andhini N.P., Raju Tirawidha S., Vidi Candra Romadhon, Helmi Rafif Hanantio, dan Dwi Ahmad Fajar Anwarudin.

Inggar menjelaskan bahwa timnya mengembangkan usaha dan souvenir bunga Anggrek. Usaha ini berawal dari hobinya membudidayakan bunga Anggrek hingga menginspirasi untuk membuka usaha bucket setelah pandemi Covid-19 tahun 2022.

"Awalnya dari kesenangan dalam berbudidaya anggrek sehingga kami berinovasi untuk menciptakan produk budidaya yang akan dikemas menjadi sebuah bucket dan souvenir anggrek botol," ungkapnya.

Tren bucket yang merebak di kalangan muda saat ini juga menjadi alasan Inggar menjalankan usaha bucket bunga Anggrek. Ia mengklaim bahwa selain menambah nilai mutu dari bunga Anggrek, inovasi baru ini juga menambah nilai ekonomis dari tanaman bunga Anggrek.

"Selain itu untuk menambah nilai guna dari produk yang berkualitas tinggi dan bisa menambah nilai ekonomis dari tanaman anggrek," tambahnya.

Bunga Anggrek yang ia gunakan sebagai bucket dan souvenir didapatkan dari hasil kultur jaringan yang dilakukan bersama mahasiswa lainnya. 

Ia juga berharap agar semakin banyak mahasiswa yang mengikuti perlombaan semacam ini guna pengembangan diri dan berdampak bagi masyarakat sekitar. (ln/te/na)

Post a Comment

Lebih baru Lebih lama